Materi PAI dan Budi Pekerti Sekolah Dasar
Selamat Membaca, Semoga Bermanfaat
KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF TENGAH SEMESTER II
SEKOLAH DASAR
PAI DAN BUDI PEKERTI
TAHUN PELAJARAN 2024/2025
- Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 1 || UNDUH
- Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 2 || UNDUH
- Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 3 || UNDUH
- Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 4 || UNDUH
- Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 5 || UNDUH
- Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 6 || UNDUH

Bab 10. Meneladan Jasa Khalifah Uṡman Bin Affan dan Ali Bin Abi Ṭalib
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu
1. Mengenal khalifah Uṡman bin Affan dan Ali bin Abi Ṭalib
2. Menjelaskan jasa khalifah Uṡman bin Affan dan Ali bin Abi Ṭalib
3. Membuat paparan tentang jasa khalifah Uṡman bin Affan dan Ali bin Abi Ṭalib
4. Meneladan jasa dan perjuangan khalifah Uṡman bin Affan dan Ali bin Abi Ṭalib dalam kehidupan sehari-hari
5. Menunjukkan sikap teguh pendirian dalam memegang prinsip kebenaran ajaran Islam sebagaimana khalifah Uṡman bin Affan dan Ali bin Abi Ṭalib
Pendalaman Materi
A. Jasa-Jasa Khalifah Usman bin Affan
Uṡman bin Affan r.a. merupakan sahabat yang sukses dalam berdagang dan dermawan.
Nama lengkapnya adalah Uṡman bin Affan bin Abi al-Aṣ bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abi Manaf r.a. Pada masa jahiliah, ia disebut dengan panggilan Abu Amr, dan ada juga yang memanggil dengan Abu Layla karena kelembutan dan keramahannya pada sesama.
Namun setelah masuk agama Islam, ia lebih sering dipanggil Abu Abdullah yang diambil dari nama putranya dari Ruqayyah binti Rasulullah saw. Julukan Uṡman yang paling terkenal adalah Zunnurain yang artinya pemilik dua cahaya, karena beliau menikah dengan dua orang putri Rasulullah saw. yakni Ruqayyah dan Ummu Kaltsum
Banyak sekali jasa khalifah Uṡman bin Affan yang pernah ditorehkannya dalam dunia Islam. Di antara jasa-jasa tersebut yang kita rasakan hingga saat ini, antara lain:
1. Menyempurnakan masjid Nabawi di Madinah yang dibangun oleh khalifah Umar Bin Khattab.
2. Mengumpulkan musḥaf Al-Qur’an yang standar (kodiikasi musḥaf Al-Quran)
3. Membentuk angkatan laut yang kuat. Hal ini dilakukan atas usul dari Mu’awiyah bin Abu Sofyan selaku Gubernur Damaskus.
4. Memperluas wilayah kekuasaan Islam. Di antara wilayah kekuasaan tersebut antara lain Armenia, Afrika, Azerbaijan, dan Kepulauan Cypruz.
Kaum Muslimin yang berdakwah di Armenia dipimpin oleh Salman bin Rabi’ah, sedangan ke Afrika (Tunisia), Tripoli (sekarang Libia) dipimpin oleh Abdullah bin Sa’ad. Walid bin Uqbah memimpin dakwah ke wilayah Azerbaijan. Perluasan wilayah kekuasaan Islam di Kepulauan Cyprus, dipimpin oleh Muawiyah bin Abu Sofyan yang kemudian merambah hingga ke Konstatinopel, Turki, serta negeri Balkan (Yugoslavia dan Polandia).
B. Jasa-Jasa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Ṭalib merupakan seorang khalifah yang memiliki sifat zuhud dan hidup sederhana. Beliau merupakan seorang perwira yang sangat cerdas, cekatan, teguh pendirian dan sangat pemberani. Berkaiatan dengan sikap yang dimilikinya, sehingga Ali bin Abi Ṭalib dikenal dengan “Asadullah” yang artinya ‘Singa Allah. Beliau juga merupakan orang yang sangat cerdas, sehingga dikenal dengan julukan Babul ‘Ilmi.
Banyak sekali jasa yang pernah ditorehkan oleh khalifah Ali bin Abi Ṭalib terhadap kemajuan dan perkembangan dunia Islam, di antaranya:
1. Menata administrasi negara dan mengganti beberapa orang pejabat yang dilantik oleh khalifah sebelumnya yakni Uṡman bin Affan.
2. Menarik kembali tanah milik negara dan harta baitul māl
3. Penulisan buku pokok-pokok ilmu Nahwu. Khalifah Ali bin Abi Ṭalib memerintahkan Abul Aswad Ad Duali untuk menulis sebuah buku tentang ilmu Nahwu (Qaidah Nahwiyah).
4. Membangun kota Kuffah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu
1. Mengamalkan puasa sunah dalam kehidupan sehari-hari
2. Menjelaskan makna puasa sunnah dengan baik dan benar
3. Menjelaskan jenis dan ketentuan puasa sunah dengan benar
4. Menjelaskan hikmah dan keutamaan puasa sunah
5. Mempraktikkan tata cara pelaksanaan puasa sunah
Pendalaman Materi
A. Makna Puasa Sunah
Puasa berasal dari bahasa Arab yaitu saum atau siyam yang artinya menahan diri. Sedangkan menurut istilah bahwa puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa seperti makan dan minum, mulai dari terbit fajar (sebelum subuh) sampai terbenam matahari (waktu magrib).
Tujuan pelaksanaan ibadah puasa adalah untuk mendekatkan diri dan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah Swt.
Puasa ditinjau dari hukum pelaksanaannya dibedakan menjadi empat macam, yaitu puasa wajib, puasa sunah, puasa makruh dan puasa haram.
a. Puasa wajib merupakan puasa yang diwajibkan oleh Allah Swt. untuk dikerjakan oleh umat Islam dengan syarat tertentu. Puasa wajib adalah puasa yang hukumnya wajib yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan akan mendatangkan dosa, seperti puasa di bulan Ramadan, puasa kafarah, dan puasa nazar.
b. Puasa sunah merupakan puasa yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam, sebagai tambahan dan penyempurna ibadah wajib. Puasa sunah adalah puasa yang hukumnya sunah yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa, seperti puasa pada hari Senin dan Kamis.
c. Puasa makruh merupakan melaksanakan ibadah puasa dengan cara dan waktu yang tidak dianjurkan, namun tidak mendatangkan dosa. Hukum pelaksanaannya adalah makruh, yaitu boleh dikerjakan namun lebih baik ditinggalkan, seperti melaksanakan puasa pada hari Jumat saja atau pada hari Sabtu saja, atau berpuasa yang dapat menjadikan diri menderita.
d. Puasa haram yaitu melaksanakan puasa pada waktu yang dilarang oleh Allah Swt., hukumnya adalah haram, apabila dikerjakan akan berdosa. Waktu yang dilarang melaksanakan puasa antara lain puasa pada hari Raya Idulitri dan Iduladha, serta puasa pada hari tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijjah.
Jadi puasa sunah merupakan ibadah puasa yang diajurkan untuk dikerjakan pada waktu-waktu tertentu sebagai tambahan amalan, serta penyempurnaan ibadah wajib lainnya.
B. Jenis Puasa Sunah dan Waktu Pelaksanaannya
Jenis puasa sunah yang disyariatkan oleh Allah Swt. dan telah dicontohkan dan diamalkan oleh Rasulullah saw. antara lain:
1. Puasa Syawal, yaitu berpuasa enam hari pada bulan Syawal setelah hari Raya Idulitri.
2. Puasa Senin-Kamis, yaitu berpuasa pada setiap hari Senin dan Kamis.
3. Puasa Arafah, yaitu berpuasa pada tanggal 9 Zulhijjah atau satu hari sebelum hari Raya Iduladha.
4. Puasa Asyura, yaitu puasa sunah yang dilaksanakan pada tanggal 10 Muharam.
5. Puasa Syakban, puasa sunah yang dilaksanakan pada pertengahan bulan Syakban (Nisfusyakban).
6. Puasa di pertengahan bulan (bulan qamariah), yaitu puasa sunah yang dikerjakan pada Ayyāmul Bīḍ yaitu hari-hari putih, yaitu hari yang terang bulan pada malam harinya. Biasanya terjadi pada tanggal 13, 14 dan 15.
7. Puasa Nabi Daud, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa, puasa ini disunahkan menurut kebiasaan yang dilakkan oleh Nabi Daud.a.s.
8. Puasa Tasu’a, yaitu berpuasa pada tanggal 9 Muharam, dengan tujuan untuk mengiringi pelaksanaan puasa sunah pada tanggal 10 Muharam.
C. Ketentuan Puasa Sunah
1. Syarat Sah Puasa sunah
a. Islam
b. Mumayyiz, yaitu anak yang telah dapat membedakan antara hal bermanfaat dan berbahaya bagi diri sendiri.
c. Suci, yaitu tidak dalam keadaan haid atau nifas (khusus bagai wanita)
d. Berpuasa pada waktu yang diperbolehkan.
e. Mendapat izin dari suami (khusus bagi wanita yang bersuami), karena tidak diperbolehkan seorang wanita bersuami melaksanakan puasa sunah, jika tidak dizinkan oleh suaminya.
2. Rukun Puasa
a. Niat, yaitu berniat melaksanakan puasa pada malam harinya.
b. Menahan, yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa disiang hari, mulai terbit fajar hingga tenggelam matahari.
3. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
a. Makan dan minum dengan sengaja.
b. Muntah dengan sengaja.
c. Murtad atau keluar dari agama Islam.
d. Keluar dari ketentuan syarat sah puasa
4. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Sunah
Tata cara pelaksanaan puasa sunah sama seperti pelaksanaan puasa pada umumnya seperti puasa di bulan ramadhan, perbedaannya terletak pada niatnya saja.
Niat puasa sunah disesuaikan dengan jenis puasa yang akan dilaksanakan, dan dilakukan pada malam hari sebelum melaksanakan puasa.
D. Hikmah dan Keutamaan Puasa Sunah
Secara umum hikmah dan keutamaannya adalah sebagai berikut:
1. Penyempurnaan kekurangan ibadah wajib
2. Meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.
3. Menjaga kesehatan dan kebugaran
4. Menumbuhkan kepedulian sosial
5. Menegakkan sunah-sunah Rasulullah saw.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian lingkungan dan jenis-jenisnya
2. Menjelaskan konsep Islam tentang kepedulian terhadap lingkungan
3. Menjelaskan manfaat menjaga lingkungan
4. Memjelaskan tata cara kepedulian terhadap lingkungan
5. Menerapkan sikap peduli terhadap lingkungan di sekolah
6. Membuat karya gambar poster tentang ajakan peduli lingkungan
Pendalaman Materi
A. Konsep Lingkungan
Menurut para ahli bahwa lingkungan adalah segala hal yang ada di sekitar makhluk hidup, baik merupakan benda mati ataupun hidup, serta terpengaruh dan memberikan pengaruh terhadap aktivitas manusia. Ada juga yang mengatakan bahwa lingkungan adalah semua benda, kondisi serta keadaanya, yang mana memberikan pengaruh pada tempat dimana manusia tinggal. Begitu pula sebaliknya, lingkungan juga mempengaruhi berbagai aspek kehidupan makhluk hidup, seperti manusia, hewan maupun tumbuhan.
Jadi yang dimaksud dengan lingkungan adalah alam semesta ciptaan Allah Swt., baik berupa benda mati maupun benda hidup, yang terbentang luas sekitar kita untuk dikelola dengan sebaik-baiknya dan menjadi tempat beraktivitas serta memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi oleh manusia.
Jika dilihat dari komponen yang ada di dalamnya, lingkungan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa atau tempat hidupnya makhluk organik, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, virus, serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan lingkungan abiotik merupakan kebalikan dari lingkungan biotik yaitu segala sesuatu yang tidak bernyawa atau anorganik, seperti bebatuan, mineral, tanah, maupun unsur alam lainnya.
B. Menfaat Kepedulian terhadap Lingkungan
Terdapat beberapa manfaaat apabila kita menjaga lingkungan dengan baik, antara lain;
1. Sebagai sumber makanan dan mineral
2. Memberikan kemudahan dan bantuan dalam kehidupan manusia
3. Sebagai sarana perkembangbiakan makhluk hidup
4. Menambah penghasilan bagi manusia
5. Menunjang kesehatan dan kesejahteraan
C. Sikap Peduli terhadap Lingkungan
Peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan mencegah kerusakan alam serta mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Agar lingkungan kita tetap lestari dan terpelihara, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Usaha dan langkah tersebut cukup mudah dilakukan, di antaranya:
1. Menjaga kebersihan dan keindahan
2. Melakukan pengolahan tanah dengan baik
3. Melakukan pengolahan sampah dan limbah dengan baik
4. Menggunakan bahan hasil produksi yang ramah lingkungan
5. Melakukan penghijauan dengan menanam kembali tumbuh-tumbuhan
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu:
1. Menjelaskan arti iman kepada qaḍa dan qadar
2. Menjelaskan jenis qaḍa dan kadar dengan contohnya
3. Menjelaskan hikmah iman kepada qaḍa dan qadar
4. Membuat paparan tentang iman kepada qaḍa dan qadar
5. Menumbuhkan sikap rendah hati, sabar, dan optimis sebagai bentuk keyakinan terhadap qaḍa dan kadar
Pendalaman Materi
A. Makna Beriman Kepada Qada dan Qadar
Qaḍa menurut bahasa berarti hukum, ketentuan, ketetapan, kehendak, pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangan menurut istilah qaḍa merupakan ketentuan atau ketetapan Allah Swt. terhadap makhluk-Nya sejak zaman azali. Zaman azali artinya zaman sebelum diciptakannya manusia oleh Allah Swt. Qaḍa disebut juga dengan sunnatullah (Ketetapan Allah).
Jadi, qaḍa merupakan ketentuan atau ketetapan Allah Swt terhadap makhluknya, sebelum makhluk tersebut ada.
Kadar secara bahasa berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah kadar merupakan perwujudan dari qaḍa atau ketetapan Allah Swt. yang telah terjadi pada makhluk dalam kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya. Kadar sering disebut dengan istilah takdir.
Jadi, kadar merupakan ketentuan atau ketetapan Allah Swt terhadap makhluknya yang sudah nyata terjadi.
B. Jenis-Jenis Takdir dan Contohnya
1. Takdir Mubram
Kata Mubram berarti tetap, pasti, dan tidak bisa diubah. Takdir Mubram berarti ketetapan Allah Swt. yang pasti akan terjadi sesuai dengan apa yang telah tertulis di Lauhulmahfuz dan tidak bisa dirubah dengan usaha manusia.
Contoh takdir Allah Swt. yang pasti akan terjadi dan tidak bisa dirubah dengan usaha manusia antara lain kematian atau ajal. Setiap manusia telah ditetapkan dan ditentukan batas usianya oleh Allah Swt, namun ajal merupakan sesuatu hal yang menjadi rahasia Allah Swt. serta tidak ada seorangpun yang mengetahuinya.
2. Takdir Mu’allaq
Kata Mu’allaq berasal dari bahasa arab yakni dari kata mu’allaqun yang berarti tergantung. Takdir Mu’allaq merupakan ketetapan Allah Swt. yang masih tergantung dengan ikhtiar (usaha) dan do’a manusia, dalam arti lain bahwa Allah Swt. memberikan ketetapan terhadap makhluknya sesuai dengan apa yang telah diusahakan oleh manusia tersebut.
Contoh takdir Mu’allaq antara lain rezeki. Seseorang tidak akan mendapatkan rezeki, jika seseorang tersebut tidak mau berusaha untuk mendapatkan rezekinya. Cara berusaha untuk mendapatkan rezeki dapat dilakukan dengan cara bekarja sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing.
C. Sikap Terhadap Takdir Allah Swt
1. Ikhtiar
Ikhtiar berarti berusaha dengan sungguh-sungguh. Ikhtiar merupakan perwujudan dari keyakinan bahwa takdir Allah Swt.
2. Doa
Doa merupakan permohonan kepada Allah Swt. Berdoa meruapakan ibadah. Kita diperintahkan oleh Allah Swt. untuk selalu berdoa dan memohon kepada-Nya.
3. Tawakal
Tawakal termasuk perilaku terpuji. Tawakal merupakan sikap menyadari bahwa segala keputusan ditentukan oleh Allah Swt. atau juga bisa disebut dengan menyerahkan diri kepada Allah Swt. Tawakal harus dilakukan setelah berusaha dan berdoa dengan sungguh-sungguh.
4. Syukur
Syukur merupakan ungkapan terima kasih kepada Allah Swt. atas kenikmatan telah diberikan-Nya.
5. Sabar
Sabar merupakan sikap kemampuan mengendalikan diri. Sabar juga merupakan perilaku terpuji. Lawan dari sikap sabar yang harus dihindari adalah berputus
asa.
D. Hikmah Beriman Kepada Takdir
Banyak sekali hikmah dari keyakinan terhadap qaḍa dan kadar atau takdir Allah Swt. yang bisa diambil dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, di antara hikmah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyadari bahwa semua ketetapan dan keputasan berada di tangan Allah Swt., manusia hanya bisa berusaha dan berdoa.
2. Menumbuhkan sikap berbaik sangka kepada Allah Swt.
3. Mendorong manusia untuk bersyukur dalam kehidupan sehari-hari
4. Menigkatkan kesabaran dalam menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mendorong manusia untuk dekat kepada Allah Swt melalui do’a
6. Mendorong manusia bekerja keras sebagai bentuk dari usaha untuk mendapatkan takdir yang terbaik.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu:
1. Membaca Q.S. Al-A‘la dengan baik dan benar
2. Menulis Q.S. Al-A‘la dengan benar dan rapi
3. Menjelaskan pesan-pesan pokok Q.S. Al-A‘la dengan baik
4. Menghafal Q.S. Al-A‘la dengan benar dan lancar
5. Menunjukkan sikap mensucikan nama Allah dengan mengagungkan sifat-sifat-Nya yang tidak sama dengan sifat mahluk-Nya
6. Menunjukkan kebiasaan membaca Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
7. Menunjukkan sikap taat dalam melaksanakan ibadah salat.
Pendalaman Materi
A. Membaca dan Menulis Q.S Al-A’la
Q.S. al-A’la merupakan urutan surah yang ke-87 dalam Al-Qur’an, dan terdiri dari 19 ayat. Surah ini termasuk golongan surah Makiyah, yang diwahyukan kepada Rasulullah saw. setelah surah al-Takwir. Nama Q.S. al-A’la berasal dari kata “al-A’la” yang terdapat pada ayat pertama. Kata al-A’la bermakna “Yang Paling Tinggi”. Surah ini juga sering disebut dengan nama surah Sabbihisma Rabbikal A’la atau surah Sabbihis.
Q.S. al-A’la merupakan salah satu surah yang paling disukai dan paling sering dibaca oleh Rasulullah saw. pada rakaat pertama salat Jum’at, salat dua hari raya, dan salat witir serta sesekali pada rakaat pertama salat Magrib.
B. Pesan Pokok Q.S Al-A’la
Secara umum pesan pokok yang terkandung pada Q.S. al-A’la adalah sebagai berikut:
1) Perintah untuk bertasbih dengan menyebut dan mensucikan nama Allah Swt.
2) Menjelaskan tentang kesempurnaan karunia Allah Swt.
3) Perintah untuk berdakwak atau memberikan peringatan
4) Larangan terlalu mementingkan dunia.
C. Menghafal Q.S Al-A’la
Tujuan menghafal adalah agar dapat mendapat pahala dari Allah Swt. serta dapat
membacanya ketika melaksanakan salat.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini perserta didik mampu :
1. Meyakini kisah perjuangan khulafaurrasyidin dalam berdakwah dengan tepat.
2. Membiasakan perilaku terpuji gemar menolong sebagai bukti mengimani perjuangan khulafaurrasyidin dalam berdakwah dengan tepat.
3. Menumbuhkan sifat sabar dan percaya diri sebagai wujud meyakini kebenaran khulafaurrasyidin dengan baik.
4. Menjelaskan kisah perjuangan khulafaurrasyidin dalam berdakwah dengan tepat.
5. Menceritakan kisah perjuangan khulafaurrasyidin dalam berdakwah dengan tepat.
6. Menemukan keteladanan dari khulafaurrasyidin dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
Pendalaman Materi
A. Abu Bakar Ash-Shidiq
1) Mengenal Abu Bakar Ash-Shidiq
Abu Bakar memiliki nama asli Abdullah bin Abi Quhafah. Abu Bakar Ash-Shidiq dilahirkan di kota Mekah kurang lebih dua tahun enam bulan setelah tahun gajah, pada tahun 573 M. Abu Bakar Ash-Shidiq lebih muda dibandingkan Rasulullah saw karena Rasulullah saw lahir tepat pada tahun gajah 571 M.
Beliau diberi gelar Abu Bakar karena kedudukannya yang terhormat oleh bangsa Qurays. Dan gelar Ash-Shidiq diberikan oleh Rasulullah saw karena sikapnya yang membenarkan peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah saw.
2) Keteladanan Abu Bakar Ash-Shidiq
Abu Bakar Ash-Shidiq merupakan khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah saw. Masa pemerintahan sebagai khalifah selama 2 tahun. Ketika menjadi khalifah beliau sangat tegas dalam mempersatukan umat Islam yang kehilangan panutan ketika Rasulullah saw wafat. Abu Bakar Ash-Shidiq menegakkan keimanan umat Islam adan memerangi orang-orang yang murtad atau keluar dari agama Islam.
Abu Bakar Ash-Shidiq adalah pemimpin yang adil dan bijaksana. Beliau bersikap santun, rendah hati, pengasih, setia dalam persahabatan dan lemah lembut terhadap orang-orang yang lemah. Namun kepada orang-orang yang zalim beliau bersikap tegas.
3) Meneladani Abu Bakar Ash-Shidiq dalam kehidupan sehari-hari
Beberapa keteladanan yang dapat kita tiru dari sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq antara lain :
a) Kesetian dan kecintaannya kepada Rasulullah saw
b) Ketulusan dan keteguhannya dalam berdakwah
c) Senantiasa bersegera melakukan kebaikan
d) Pengorbanan di jalan Allah
e) Hidup tawadu’ dan sederhana
B. Umar bin Khattab
1) Mengenal Umar bin Khattab
Nama lengkap Umar bin Khattab adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Adi bin Abdul uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qarth. Umar bin Khattab lahir pada tahun ke-13 setelah kelahiran Rasulullah saw.
Pada tahun ke-6 kenabian, Umar bin Khattab masuk Islam. Peristiwa masuk Islam Umar bin Khattab ketika beliau mendengar adiknya, Fatimah telah memeluk agama Islam. Umar bin Khattab segera menuju rumah adiknya dengan marah dan geram. Di rumah adiknya, Fatimah sedang membaca Al-Quran permulaan surat Thaha. Umar bin Khattab kemudian mengambil lembaran Al-Quran tersebut dan membacanya. Seketika Umar bin Khattab merasakan tenang dan damai hatinya dan akhirnya memeluk agama Islam.
2) Keteladanan Umar bin Khattab
Umar bin Khattab adalah khalifah kedua menggantikan Abu Bakar Ash-Shidiq. Masa pemerintahan Umar bin Khattab selama 10 tahun. Umar bin Khattab terkenal kecerdasannya. Selain cerdas, Umar bin Khattab juga adil dan bijaksana, beliau sering diminta untuk menyelesaikan perselisihan para kabilah. Umar bin Khattab juga orang yang tegas, gagah dan pemberani.
Umar bin Khattab adalah pembela agama Allah yang paling disegani dan ditakuti oleh kaum kafir Qurays. Inilah alasan Rasulullah saw memberikan julukan Al-Faruq yang artinya pembeda antara yang benar dan yang salah.
3) Meneladani Umar bin Khattab dalam kehidupan sehari-hari
Beberapa keteladanan Umar bin Khattab yang bisa kita tiru dalam kehidupan sehari-hari :
a) Bermusyawarah dalam menyelesaikan perbedaan pendapat
b) Adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan
c) Tegas dan berano dalam kebenaran
d) Sederhana dan merakyat dalam kehidupan
e) Tanggung jawab sebagai pemimpin
C. Usman bin Affan
1) Mengenal Usman bin Affan
Usman bin Affan memiliki nama lengkap Usman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abi Manaf. Usman bin Affan lahir pada tahun 573 M di kota Makkah. Usman bin Affan mendapat gelar Dzunnurain, artinya pemilik dua cahaya, karena beliau menikah dengan dua orang putri Rasulullah saw secara berurutan setelah yang satu meninggal, yakni Ruqayyag dan Ummu Kultsum. Usman bin Affan termasuk sepuluh orang yang dijamin masuk surga.
2) Keteladanan Usman bin Affan
Usman bin Affan menjadi khalifah setelah Umar bin Khattab. Masa pemerintahan Usman bin Affan selama 12 tahun. Usman bin Affan terkenal memiliki akhlak mulia, dermawan, sederhana dan terhormat.
Rasulullah saw pernah memerintahkan Usman bin Affan untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia). Usman bin Affan hijrah bersama beberapa sahabat yaitu Abu Khuzaifah, Zubair bin Awam, dan Abdurrahman bin Auf. Seluruh harta kekayaan, usaha dagang dan rumah tangga, beliau tinggalkan untuk memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya.
3) Meneladani Usman bin Affan dalam kehidupan sehari-hari
Beberapa keteladanan Usman bin Affan yang bisa kita tiru dalam kehidupan sehari-hari :
a) Memiliki sifat yang lembut dan pemalu
b) Dermawan
c) Jujur
d) Tegas dalam memimpin
e) Tutur kata yang sopan
D. Ali bin Abi Thalib
1) Mengenal Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib lahir di kota Makkah tahun 599 M. sewaktu kecil diberi nama Haidarah oleh ibunya, namun oleh ayahnya diganti menjadi Ali. Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu dan juga menantu Rasulullah saw karena menikahi Fatimah (putri Rasulullah saw).
Ali bin Abi Thalib baru berusia 10 tahun ketika Rasulullah saw memulai dakwahnya. Ali bin Abi Thalib menjadi 10 sahabat yang pertama masuk Islam, biasa disebut assabiginal awwalun.
Ali bin Abi Thalib terkenal dengan gelarnya yaitu karramallahu wajhah. Gelar ini diberikan kepada Ali bin Abi Thalib karena beliau tidak suka menggunakan wajahnya untuk melihat hal-hal yang buruk.
2) Keteladanan Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib adalah khalifah terakhir dari khulafaur rasyidin menggantikan Usman bin Affan. Masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib selama 5 tahun.
Ali bin Abi Thalib adalah pemuda yang cerdas dan berani dalam membela Islam. Keberanian Ali bin Abi Thalib menggantikan tidur di tempat tidur Nabi Muhammad saw.
Ali bin Abi Thalib sangat ulet dalam mempelajari berbagai ilmu dari Rasulullah saw, sehingga beliau diumpamakan dikarunia sembilan dari sepuluh ilmu. Ali bin Abi Thalib diupamakan sebagai gudangnya ilmu dan pintunya ilmu (babul ilmi).
3) Meneladani Ali bin Abi Thalib dalam kehidupan sehari-hari
Beberapa keteladanan Ali bin Abi Thalib yang bisa kita tiru dalam kehidupan sehari-hari :
a) Kesungguhan dalam menunyut ilmu
b) Akhlak yang baik
c) Keberaniannya dalam berjuang di jalan Allah Swt
d) Kepeduliannya terhadap kaum duafa
e) Kebijaksanaannya dalam menanggapi masalah
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini perserta didik mampu :
1. Meyakini ketentuan pelaksanaan ibadah haji dan kurban dengan benar.
2. Membiasakan perilaku terpuji rela berkurban sebagai bukti mengimani ibadah haji dan kurban dengan benar.
3. Menjelaskan ketentuan pelaksanaan ibadah haji dan kurban dengan benar.
4. Menemukan hikmah pelaksanaan ibadah haji dan kurban dengan benar.
5. Mempraktikkan manasik haji dan kurban sesuai ketentuan dengan benar.
Pendalaman Materi
A. Ibadah Haji
1. Pengertian Ibadah Haji
Kata haji berasal dari bahasa Arab yang berarti qashada, yakni bermaksud atau berkunjung. Jadi melaksanakan ibadah haji berarti datang menziarahi Kakbah dan melakukan serangkaian ibadah sesuai ketentuannya.
Dalam pelaksanaan ibadah haji membutuhkan fisik yang kuat, mental keimanan yang kokoh dan juga harta yang cukup.
Kewajiban haji bagi seorang muslim adalah sekali seumur hidupnya. Kewajiban ibadah haji mulai disyariatkan pada tahun ke-4 Hijriah sebagaiman dalam firman Allah Swt Q.S Ali Imran : 97.
2. Syarat Wajib Haji
Ada beberapa syarat wajib haji, apabila salah satu syarat tersebut tidak dipenuhi maka seseorang belum wajib untuk menunaikan ibadah haji. Syarat wajib haji tersebut antara lain :
a) Islam
b) Balig (dewasa)
c) Berakal
d) Bisa atau mampu
3. Rukun Haji
Rukun haji merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan ibadah haji. Apabila salah satu rukun haji tidak dikerjakan maka hajinya tidak sah. Yang termasuk rukun haji antara lain :
a. Ihram
Ihram yaitu berniat mengerjakan ibadah haji dengan cara memakai pakaian ihram di miqat. Ihram adalah amalan haji yang pertama.
b. Wukuf di Arafah
Wukuf artinya berdiam diri untuk memperbanyak berzikir dan berdoa di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, sampai terbit fajar.
c. Tawaf Ifadah
Tawaf artinya mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kai. Awalnya dimulai dari Hajar Aswad, dengan Kakbah berada di sebelah kiri dan berjalan kaki bagi yang mampu.
Disunahkan untuk membaca kalimat talbiah, yaitu :
d. Sa’i
Sa’i adalah berjalan atau berlari-lari kecil dari bukit Safa dan Marwa sebanyak 7 kali. Sa’i mengajarkan manusia untuk bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam mencari rezeki Allah Swt.
e. Tahalul
Tahalul yaitu memotong atau mencukur rambut. Pelaksanaannya dengan cara memotong rambut paling sedikit tiga helai. Tahalul merupakan wujud membersihkan semua kotoran yang ada di kepala.
f. Tertib
Tertib yaitu pelaksanaan seluruh rukun haji sesuai dengan urutan yang sesuai.
4. Wajib Haji
Wajib haji merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan ibadah haji untuk melengkapi rukun haji. Wajib haji apabila tidak dikerjakan maka hajinya tetap sah tetapi harus membayar dam (denda).
Adapun yang termasuk wajib haji adalah :
a. Berikhram dari miqat
Miqat adalah batas tempat atau waktu bagi seseorang yang akan melaksanakan ibadah haji atau umrah untuk memulai ihramnya, seperti mulai berihram dari Bukit Yalamlam bagi jamaah yang datang dari Indonesia.
Miqat dibagi menjadi 2 macam :
1. Miqat Zamani, yaitu waktu berniat yang dilakukan pada bulan haji.
2. Miqat Makani, yaitu tempat untuk memulai ihram.
b. Mabit atau bermalam di Muzdalifah pada tanggal 9 Zulhijjah (perjalanan dari Arafah ke Mina)
c. Melontar Jamrah Aqabah tanggal 10 Zulhijjah
d. Mabit di Mina pada Hari Tasyrik (Tanggal 11,12,13 Zulhijjah) hukumnya sunah
e. Melontar jamrah ula, wusta dan aqabah pada hari Tasyrik (Tanggal 11,12,13 Zulhijjah)
f. Tawaf wada’, yaitu melakukan tawaf perpisahan pada saat akan meninggalkan kota Makkah
g. Meninggalkan perbuatan yang dilarang pada waktu ihram
5. Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji
Beberapa hikmah pelaksanaan ibadah haji adalah :
a) Menjadikan hati ikhlas dan pemurah bagi sesama kaum muslim
b) Ibadah haji menjadikan kita kembali kepada fitrah
c) Menumbuhkan jiwa pengorbanan
d) Meningkatkan semangat ibadah yang sempurna
e) Membangun persaudaraan islamiyah dunia
B. Ibadah Kurban
1. Pengertian Ibadah Kurban
Secara bahasa kurban berarti menghampirinya atau mendekatinya. Secara istilah kurban adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan menyembelih hewan ternak dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ibadah kurban dilaksanakan pada tanggal 10 Zulhijjah tepatnya hari taya Idul Adha dan hari-hari Tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah). Perintah kurban terdapat dalam Al-Quran pada surah Al-Kausar.
2. Hukum Melaksanakan Kurban
Hukuk melaksanakan ibadah kurban adalah sunah muakadah. Sunah muakadah artinya ibadah yang sangat dianjurkan dan hampir mendekati wajib.
3. Syarat Berkurban
Dalam melakasanakan ibadah kurban ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, yaitu :
a. Islam
b. Berakal
c. Balig
d. Mampu
4. Syarat Hewan Kurban
Hewan yang akan dijadikan kurban harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
a. Kurban adalah hewan ternak
Hewan kurban harus berasal dari ternak seperti kambing, domba, unta atau sapi.
b. Hewan telah cukup umur
Setiap hewan kurban yang disembelih harus memenuhi minimal umur, seperti kambing berusia 1 tahun, sapi atau kerbau minimal 2 tahun, serta unta minimal 5 tahun.
c. Hewan yang tidak cacat
Hewan untuk kurban harus dalam kondisi baik, sehat, gemuk, tidak cacat, tidak buta dan tidak pincang. Tidak ada aturan dalam jenis kelamin.
5. Orang yang Berhak Mendapat Daging Kurban
Orang yang berhak menerima daging kurban ada 2 kategori, yang berkurban dan tidak berkurban. Bagi yang berkurban berhak mendapatkan maksimal 1/3, dan yang 2/3 nya dibagikan kepada yang lainnya yang tidak berkurban.
6. Hikmah Melaksanakan Ibadah Kurban
Beberapa hikmah pelaksanaan kurban adalah :
a) Meneladani Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s
b) Sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah Swt
c) Memberikan manfaat kepada banyak orang
d) Menghilangkan sifat tamak dan rakus dalam diri
e) Melatih diri untuk saling berbagi kepada sesama
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini perserta didik mampu :
1. Meyakini makna persaudaraan dalam Islam dengan benar.
2. Membiasakan berperilaku terpuji saling bersaudara sesuai dengan Islam dengan benar.
3. Menjelaskan makna persaudaraan dalam Islam dengan benar.
4. Menjelaskan tentang berteman tanpa membedakan agama dengan benar.
5. Menemukan hikmah berteman tanpa membedakan agama dengan benar.
6. Meneladani Rasulullah saw dalam berinteraksi dengan pemeluk agama lain dengan benar.
7. Mempraktikan perilaku bersaudara sesuai dengan Islam dengan benar.
Pendalaman Materi
A. Persaudaraan dalam Islam
Persaudaraan dalam Islam disebut ukhuwah. Ukhuwah terbagi atas tiga macam, yaitu :
1) Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiyah artinya persaudaraan karena sama-sama beragama Islam. Dimanapun berada, seseorang akan merasa bersaudara ketika sama-sama memeluk agama Islam.
2) Ukhuwah Wathaniyah
Wathan artinya tanah air, tempat kelahiran, tanah tumpah darah, atau kampung halaman.
Ukhuwah Wathaniyah merupakan persaudaraan didasarkan satu bangsa.
3) Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah Insaniyah yaitu persaudaraan karena sesama manusia ciptaan Allah Swt.
Menjaga persatuan dan kesatuan dalam Islam dijelaskan dalam Q.S Al-Hujurat : 13.
B. Berteman Tanpa Membedakan Agama
Kita tidak boleh membeda-bedaakan teman karena berbeda agama. Mari kita bersikap baik dan lemah lembut kepada siapa saja seperti akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Berikut pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Rasulullah saw dan pengemis Yahudi buta dalam menjalani kehidupan sehari-hari :
1) Tolong menolong kepada siapa saja
2) Tidak membeda-bedakan teman
3) Tidak memaksa untuk memeluk agama
C. Hikmah Berteman tanpa Membedakan Agama
Ada beberapa hikmah yang akan kita dapatkan jika kita berteman tanpa membedakan agama.
1) Menciptakan perdamaian
2) Mempererat tali persaudaraan
3) Dicintai oleh Allah Swt
4) Disukai banyak orang
5) Menjadikan pribadi rendah hati
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini perserta didik mampu :
1. Meyakini adanya hari akhir dengan benar.
2. Menumbuhkan sikap gotong-royong dan mawas diri sebagai bentuk keimanan kepada hari akhir dengan benar.
3. Menjelaskan makna iman kepada hari akhir dengan benar.
4. Menceritakan perjalanan peristiwa hari akhir dengan benar.
5. Menjelaskan makna kalimat tarji’ dengan benar.
6. Menemukan hikmah beriman kepada hari akhir dengan benar.
7. Membuat peta konsep perjalanan di hari akhir secara berkelompok dengan benar.
Pendalaman Materi
A. Makna Hari Akhir
Hari akhir atau hari kiamat merupakan peristiwa hancurnya seluruh alam semesta dan segala isinya. Tidak ada satupun yang bisa selamat ketika hari itu terjadi. Allah Swt sudah menjelaskan tentang peristiwa hari kiamat ini di dalam Al-Quran surah Al-Qariah.
Surah ini menjelaskan tentang terjadinya hari kiamat. Manusia berhamburan seperti laron (sejenis serangga yang beterbangan), gunung-gunung meletus, dan gempa bumi yang dasyat.
1) Pengertian Beriman Kepada Hari Akhir
Iman artinya kepercayaan dan keyakinan. Jadi beriman kepada hari akhir adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati akan datangnya hari akhir/hari kiamat.
Percaya akan terjadinya hari kiamat termasuk ke dalam rukun Iman yang kelima.
2) Jenis dan Tanda-tanda Hari Akhir
a) Kiamat Sugra
Kiamat sugra artinya kiamat kecil, yaitu berakhirnya kehidupan seseorang atau sebagian makhluk hidup. Seperti kematian seseorang dan bencana alam yang terjadi.
Beberapa contoh kiamat kecil yaitu meninggalnya seseorang, gempa bumi, banjir, kebakaran, tsunami, gunung meletus dan lain sebagainya.
b) Kiamat Kubra
Kiamat kubra atau kiamat besar adalah hancurnya alam semesta beserta seluruh isinya.
Tanda-tanda kiamat terbagi menjadi 2 macam :
1) Tanda-tanda kecil yang menunjukkan akan datangnya hari kiamat, antara lain :
a) Munculnya berbagai fitnah
b) Banyak bermunculan nabi palsu
c) Banyaknya kebohongan dan kesaksian palsu
d) Perbuatan riba banyak sekali
e) Anak yang durhaka kepada kedua orang tua
2) Tanda-tanda besar yang menunjukkan akan datangnya hari kiamat, antara lain :
a) Terbitnya matahari dari sebelah barat
b) Munculnya Dajjal
c) Turunnya Nabi Isa a.s
d) Turunnya Imam Mahdi
e) Kelurnya Yakjuj dan Ma’juj
f) Munculnya binatang melata di bumi
g) Munculnya dukhan (awan debu) asap di timur dan barat
h) Terjadinya gerhana di timur, barat, dan jazirah Arab
B. Kejadian Hari Akhir
Ada beberapa tahapan di akhirat yang akan dilalui manusia untuk menerima balasan dari amal ibadahnya ketika di dunia.
1) Yaumul Ba’as
Yaumul Ba’as artinya hari kebangkitan, yaitu hari dibangkitkan seluruh manusia sejak Nabi Adam a.s hingga manusia terakhir yang hidup.
2) Yaumul Mahsyar
Yaumul Mahsyar artinya hari berkumpul, yaitu hari dimana manusia dikumpulkan di suatu tempat yang sangat luas.
3) Yaumul Hisab
Yaumul Hisan artinya hari perhitungan, yaitu hari dihitungnya amal perbuatan manusia ketika hidup di dunia.
4) Yaumul Mizan
Yaumul Miaza artinya hari penimbangan, yaitu hari ditimbangnua catatan amal baik dan catatan amal buruk manusia.
5) Yaumul Jaza
Yaumul Jaza artinya hari pembalasan, yaitu hari dimana manusia mendapatkan balasan atas perbuatannya ketika di dunia.
C. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
1) Kalimat Tarji’
Seorang mukmin yang melihat kematian dianjurkan mengucap kalimat tarji’.
Artinya :
“Sesungguhnya kita milik Allah dan hanya kepada-Nya kita kembali”
Kalimat ini menjelaskan bahwa segala sesuati milik Allah Swt dan diciptakan oleh Allah Swt dan semua milik dan ciptaan-Nya suatu saat nanti akan kembali kepada penciptanya.
Kalimat tarji’ sebaiknya diucapkan ketika mendengar musibah dan bencana. Misalnya mendengar ada orang yang meninggal, kecelakaan, terjadi kebakaran, banjir dan gempa bumi.
Kalimat tarji’ merupakan bukti keimanan seseorang kepada Allah Swt dan hari akhir.
2) Hikmah beriman kepada hari akhir
Di antara hikmah kepada hari akhir antara lain :
a) Memotivasi manusia untuk taat dan ikhlas dalam menjalankan perintah Allag Swt.
b) Manusia selalu mawas diri/berhati-hati dalam bertindak.
c) Kita memperbanyak amal ibadah.
d) Berusaha menjadi yang lebih baik dan tetap istiqamah dalam kebaikan hingga ajal menjemput.
e) Menunjukkan perilaku yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini perserta didik mampu :
1. Menyakini kebenaran pokok Al-Quran Surah Ali Imran/3: 64 dan al-Baqarah/2 : 256 dengan benar.
2. Membaca Al-Quran Surah Ali Imran/3: 64 dan al-Baqarah/2 : 256 dengan fasih.
3. Menjelaskan pesan-pesan pokok Al-Quran Surah Ali Imran/3: 64 dan al-Baqarah/2 : 256 dengan benar.
4. Mengemukakan pendapat terkait dengan Al-Quran Surah Ali Imran/3: 64 dan al-Baqarah/2 : 256 dengan benar.
5. Menemukan perilaku-perilaku yang sesuai dengan isi Al-Quran Surah Ali Imran/3: 64 dan al-Baqarah/2 : 256 dengan benar.
6. Mengambil ibrah yang sesuai dengan makna Al-Quran Surah Ali Imran/3: 64 dan al-Baqarah/2 : 256 dengan benar.
Pendalaman Materi
A. Membaca Surah Al-Imran : 64 dan Al-Baqarah : 256
1) Bacaan Surah Al-Imran : 64 dan Al-Baqarah : 256
a) Surah Al-Imran : 64
Surah Al-Imran artinya keluarga Imran. Surah ini terdapat pada urutan ke-3 dan berjumlah 200 ayat. Surat Al-Imran tergolong surah Madaniyah yang berisi pesan pokok tentang keimanan kepada Allah, bukti-bukti kebenaran dan kekuasaan Allah, janji dan ancaman, juga kisah para teladan.
b) Surah Al-Baqarah : 256
Surah Al-Baqarah artinya sapi betina. Surah ini terdapat pada urutan ke-2 setelah surah Al-Fatihah. Surah ini tergolong surah Madaniyah yang menjelaskan tentang pokok keimanan, bukti-bukti kebesaran Allah, sifat-sifat manusia, perintah dan larangan Allah serta janji dan ancaman Allah.
c) Cara membaca Surah Al-Imran : 64 dan Al-Baqarah : 256
Membaca Al-Quran harus sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid. Hal ini penting karena jika membaca Al-Quran tidak sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid akan berakibat kepada salah makna.
B. Menulis Surah Al-Imran : 64 dan Al-Baqarah : 256
Menulis Al-Quran dimulai dari sebelah kanan, lakukan dengan tenang dan bersabar
C. Mengartikan Surah Al-Imran : 64 dan Al-Baqarah : 256
1) Mufradat (arti kata) Surah Al-Imran : 64
2) Mufradat (arti kata) Surah Al-Baqarah : 256
3) Mengartikan Surah Al-Imran : 64 dan Al-Baqarah : 256
a) Surah Al-Imran : 64
Terjemahannya :
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, marilah (kita) menuju pada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, (yakni) kita tidak menyembah selain Allah, kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling, katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim.” (Q.S Al-Imran : 64)
b) Surah Al-Baqarah : 256
Terjemahannya :
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Baqarah : 256)
D. Pesan Pokok Surah Al-Imran : 64 dan Al-Baqarah : 256
1) Pesan Pokok Surah Al-Imran : 64
Adapun pesan-pesan pokok dalam Surah Al-Imran : 64 adalah :
a) Persamaan (kalimatun sawa)
b) Tidak menyekutukan Allah Swt
2) Pesan Pokok Surah Al-Baqarah : 256
Adapun pesan-pesan pokok dalam surah Al-Baqarah : 256 adalah :
a) Tidak memaksakan keyakinan lain
b) Berpegang teguh pada agama Allah
Berdasarkan dua ayat di atas maka kita harus memiliki sikap yang baik. Sikap baik tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Menyadari bahwa setiap individu memiliki hak yang berbeda
2) Menghormati dan menghargai keyakinan orang lain
3) Berdialog, berdiskusi dan bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan
4) Setuju dan bersikap terbuka tentang adanya perbedaan
5) Kesadaran dan kejujuran
E. Menghafal Surah Al-Imran : 64 dan Al-Baqarah : 256
Bacalah berulang-ulang! Mulailah dengan membaca isti’azah dan basmalah. Niatkan karena Allah Swt dan hanya mengharap rida-Nya serta pastikan dalam keadaan berrwudu atau sucu, tentu lebih baik.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, kalian dapat:
1. Menceritakan kisah Nabi Muhammad saw. membangun Kota Madinah
dengan baik.
2. Membuat paparan mengenai kisah Nabi Muhammad saw. membangun
Kota Madinah dengan mempersaudarakan umat dengan baik.
3. Menunjukkan sikap sikap toleran, teguh pendirian dan menghargai
perbedaan.
Pendalaman Materi
A. Membangun Masjid
Tujuan utama Nabi Muhammad saw mendirikan masjid sebagai pusat kegiatan bagi umat Islam yang diberi nama Masjid Nabawi.
Masjid Nabawi didirikan di tempat unta Rasulullah saw pertama kali berhenti ketika tiba di Madinah.
Tanah yang yang menjadi Masjid Nabawi adalah milik dua anak yatim Suhail dan Sahel yang diasuh oleh As’ad bin Zararah.
Masjid Nabawi dijadikan sebagai tempat salat, tempat bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah umat, sebagai tempat latihan bela negara, dan pengobatan kaum muslim.
Serambi Masjid Nabawi menjadi tempat penampungan kelompok kaum fakir miskin yang tidak memiliki tempat tinggal (Al-Suffah).
Di samping Masjid Nabawi dibangun rumah Rasulullah saw yang hanya memiliki satu kamar untuk istri Rasulullah yaitu Saudah.
Rasulullah saw baru pindah ke rumah ini setelah tujuh bulan tinggal di rumah Abu Ayyub Al-Ansari.
B. Menjalin Ukhuwah
Rasulullah Saw hijrah dari Mekah ke Madinah.
Kaum Ansar yaitu penduduk Islam di Madinah yang menolong Rasulullah saw beserta rombongannya.
Kaum Ansar terdiri dari suku Aus dan Khazraj.
Kaum Muhajirin yaitu kaum yang hijrah dari Mekah ke Madinah bersama Rasulullah saw.
Kebaikan dan pengorbanan kaum Ansar tertera dalam Al-Quran surah Al-Hasyr ayat 9.
Rasulullah saw mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Ansar.
Abu Bakar dipersaudarakan dengan Kharijah bin Zaid.
Umar bin Khattab dipersaudarakan dengan Usman bin Malik.
Usman bin Affan dipersaudarakan dengan Aus bin Sabit.
Talhah bin Ubaidillah dipersaudarakan dengan Ka’ab bin Malik.
Hamzah bin Abdul Muthalib dipersaudarakan dengan Zaid bin Harisah.
Ammar bin Yasir dipersaudarakan dengan Huzaifah bin Al-Yamani.
Salman Al-Farisi dipersaudarakan dengan Abu Al-Daldara.
C. Menggalang Kerukunan
Demi kerukunan antar penduduk Madinah yang beragam, maka Rasulullah saw menciptakan perjanjian antara kaum muslim (Muhajirin dan Ansar) dengan Yahudi sebagai penduduk Madinah.
Perjanjian ini dikenal dengan Piagam Madinah.
Piagam Madinah berisi tentang pengakuan sebagai umat, baik sesama muslim maupun berbeda agama yang memiliki tujuan sama.
Piagam Madinah memuat 47 pasal.
Sepertinya halnya Piagam Madinah, Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun berbeda-beda, tetapi tetap satu juga.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, kalian dapat:
1. Menjelaskan ketentuan dan tata cara salat Jumat dengan baik.
2. Mempraktikkan ibadah salat Jumat dengan baik.
3. Menjelaskan ketentuan dan tata cara salat Duha dengan baik.
4. Mempraktikkan ibadah salat Duha dengan baik.
5. Menjelaskan ketentuan dan tata cara salat Tahajud dengan baik.
6. Mempraktikkan ibadah salat Tahajud dengan baik.
7. Menunjukkan kebiasaan berperilaku taat beribadah dan berserah diri kepada Allah.
Pendalaman Materi
A. Salat Jum’at
Salat jumat adalah salat dua rakat yang dilakukan pada waktu zuhur setiap hari Jumat. Didahului dengan dua khutbah dan wajib dilaksanakan secara berjamaah.
Hukum melaksanakan salat Jumat adalah wajib (fardu ain) bagi laki-laki.
Salat Jumat tidak wajib bagi anak kecil, perempuan, musafir, dan orang sakit.
Mereka tidak wajib mengerjakan salat Jumat namun tetap wajib melaksanakan salat zuhur.
Jika mereka ikut melaksanakan salat Jumat, maka salatnya sah, kewajiban salat zuhur bagi mereka menjadi gugur.
Musafir yaitu orang yang dalam perjalanan jauh (kurang lebih 85 Km) untuk keperluan yang dibolehkan agama.
Keutamaan salat Jumat yaitu menghapus dosa dan kesalahan bagi yang melaksanakannya.
Salat Jumat sah jika yang berjamaah sebanyak 40 orang.
Sebagian ulama mencukupkan jumlah paling sedikit sebanyak 12 orang.
Ada juga yang menyatakan cukup 3 orang.
Perintah salat Jumat terdapat dalam Q.S Al-Jumah ayat 9.
1. Syarat Wajib Salat Jumat
a. Muslim
b. Balig dan berakal sehat (mukalaf)
c. Laki-laki
d. Merdeka
e. Bebas dari aneka halangan yang dibenarkan agama ( seperti sakit atau orang yang bertugas menjaga orang yang sakit parah)
f. Penduduk tetap (mukim)
2. Tata Cara Salat Jumat
a. Melaksanakan salat sunah tahiyatuk masjid.
b. Mendengarkan azan.
c. Mendengarkan khutbah dari khatib.
d. Setelah khatib selesai berkhutbah, muazin mengumandangkan iqamah.
e. Dalam melaksanakan salat berjamaah, meluruskan dan merapatkan saf (barisan)
f. Salat Jumat dua rakaat dilaksanakan secara berjamaah dipimpin oleh seorang imam.
g. Zikir dan berdoa sesudah salat Jumat.
B. Salat Duha
Salat duha adalah salat sunah yang dilaksanakan pada waktu duha.
Waktu duha yaitu ketika matahari mulai naik kurang lebih tujuh hasta sejak terbitnya hingga menjelang zuhur.
Termasuk salat sunah muakad.
Sunah muakad artinya salat yang sangat dianjurkan untuk didirikan.
Dilakukan paling sedikit dua rakat dan paling banyak delapan rakaat.
Ada beberapa ulama yang berpendapat paling banyak dua belas rakaat.
Salar duha dianjurkan dilakukan secara sendiri (munfarid).
Tata cara salat duha :
a. Berwudu
b. Membaca niat salat duha
c. Takbiratul ikhram
d. Membaca surah Al-Fatihah
e. Membaca surah Asy-Syam atau surah Al-Kafirun
f. Melakukan rukuk, iktidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud dan sujud ke dua seperti salat fardu.
g. Membaca surah Al-Fatihah
h. Membaca surah Ad-Duha atau Al-Ikhlas.
i. Melakukan rukuk, iktidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud dan sujud ke dua seperti salat fardu.
j. Duduk dan membaca tasyahud akhir.
k. Salam.
C. Salat Tahajud
Salat Tahajud adalah ibadah sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari.
Salat Tahajud dikerjakan setelah bangun tidur.
Hukum melaksanakan salat Tahajud adalah sunah muakad.
Anjuran untuk melaksanakan salat Tahajud terdapat dalam Q.S Al-Isra’ : 79.
Salat Tahajud paling sedikit dikerjakan dua rakat dan paling banyak tidak terbatas.
Salat Tahajud diakhiri dengan salat Witir (salat dengan rakat ganjil).
Rasulullah saw mengerjakan salat Witir tidak lebih dari 11 atau 13 rakaat.
Tata cara melaksanakan salat Tahajud.
a. Berwudu
b. Membaca niat salat Tahajud
c. Takbiratul ikhram
d. Membaca surah Al-Fatihah
e. Membaca surah Al-Kafirun
f. Melakukan rukuk, iktidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud dan sujud ke dua seperti salat fardu.
g. Membaca surah Al-Fatihah
h. Membaca surah Al-Ikhlas.
i. Melakukan rukuk, iktidal, sujud pertama, duduk di antara dua sujud dan sujud ke dua seperti salat fardu.
j. Duduk dan membaca tasyahud akhir.
k. Salam.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, kalian dapat:
1. Menjelaskan makna salam dengan baik.
2. Membuat paparan mengenai salam dengan baik.
3. Menjelaskan sikap senang menolong orang lain dengan baik.
4. Membuat paparan mengenai sikap senang menolong orang lain dengan baik.
5. Menjelaskan ciri-ciri munafik dengan baik.
6. Membuat paparan mengenai ciri-ciri munafik dengan baik.
7. Menunjukkan sikap toleran dan simpati dengan dilandasi pemahaman akidah yang kuat sebagai cerminan dari iman.
Pendalaman Materi
A. Salam
Salam menurut bahasa artinya damai.
Salam merupakan pernyataan hormat.
Menyampaikan salam hukumnya sunah.
Jika mendengar ucapan salam, maka kita wajib menjawabnya
Berikut bacaan salam.
Artinya : "Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah selalu dicurahkan kepada kalian".
Adapun orang yang mendengar ucapan salam hendaknya menjawab dengan ucapan berikut.
Artinya : "Semoga keselamatan, kasih sayang, dan keberkahan Allah juga selalu dicurahkan kepada kalian".
B. Senang Menolong Orang Lain
Tolong-menolong dapat menciptakan persatuan, meskipun berbeda agama, suku, dan ras
Perintah tolong menolong terdapat dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 2.
Artinya : “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya”. (Q.S Al-Maidah : 2)
Q.S Al-Maidah : 2 memerintahkan kita untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa.
Q.S Al-Maidah : 2 melarang kita untuk saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Saling menolong dalam takwa berarti saling menolong untuk takut kepada larangan-Nya.
C. Ciri-ciri Munafik
Menurut bahasa, munafik artinya berpura-pura.
Menurut istilah, munafik adalah berpura-pura dalam suatu hal.
Orang munafik juga disebut orang yang perkataannya tidak sesuai dengan tindakan atau kenyataan
Ciri-ciri munafik ada tiga, yaitu jika berkata ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika dipercaya ia berkhianat.
Munafik merupakan perbuatan paling jahat. Mereka telah menipu Rasulullah saw dan orang-orang mukmin. Mereka tidak akan mendapat pertolongan apapun di akhirat
Jujur artinya apa adanya. Saat membuat janji hendaknya kita mengucap insya Allah, yang artinya jika Allah berkehendak.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, kalian dapat:
1. Menjelaskan arti iman kepada Rasul dengan benar.
2. Menyebutkan sifat-sifat Rasul dengan benar.
3. Membuat karya poster tentang keteladanan sifat rasul sidiq, amanah, tablig, dan fatanah dengan baik.
4. Menjelaskan tujuan diutusnya Rasul dengan benar.
5. Meyakini adanya Rasul Allah.
6. Menunjukkan sikap berani, jujur, dapat dipercaya, dan cerdas.
Pendalaman Materi
A. Makna Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
Iman berarti percaya atau yakin.
Iman kepada rasul-rasul Allah Swt berarti percaya bahwa Allah Swt mengutus rasul-rasul-Nya sebagai teladan dan contoh bagi manusia.
Iman kepada rasul-rasul Allah Swt harus diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan.
Rasul adalah laki-laki yang dipilih Allah Swt untuk menerima wahyu dan berkewajiban menyampaikan kepada umatnya
Ada 25 nabi dan rasul yang wajib kita yakini.
Rasul ulul azmi adalah rasul yang memiliki keteguhan hati yang kuat.
Para rasul ulul azmi adalah Nabi Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Isa a.s, dan Nabi Muhammad saw.
Berikut perilaku beriman kepada rasul Allah Swt.
1. Selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan
2. Selalu menjaga amanah
3. Melaksanakan tugas sesuai kemampuan
4. Senantiasa mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan
B. Sifat-Sifat Rasul
1. Sidiq
Sidiq artinya jujur.
Setiap perkataan yang diucapkan oleh rasul sifatnya benar.
Lawan dari sifat sidiq adalah kizib.
Kizib artinya berbohong atau dusta.
Adapun perilaku meneladani sifat sidiq rasul, antara lain sebagai berikut.
a. Selalu berkata benar.
b. Tidak pernah berbohong.
c. Perbuatannya selaras dengan perkataan.
d. Selalu menempatkan segala sesuati secara adil.
2. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya.
Amanah adalah sifat terpuji yang mencerminkan seseorang yang mampu dipercaya.
Lawan dari sifat Amanah adalah khianat.
Khianat artinya tidak dapat dipercaya.
Adapun perilaku meneladani sifat Amanah rasul, antara lain sebagai berikut.
a. Tidak suka menyebar rahasia sehingga dapat menyimpan rahasia dengan baik.
b. Tidak pernah melanggar janji yang dibuat.
c. Dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan dengan baik.
d. Berani memberikan kesaksian sesuai apa yang dilihatnya.
3. Fatanah
Fatanah artinya cerdas, pandai, dan bijaksana.
Lawan dari sifat fatanah rasul adalah baladah.
Baladah artinya bodoh.
Adapun perilaku meneladani sifat fatanah rasul, antara lain sebagai berikut.
a. Pandai memberi nasihat dengan bak kepada orang lain.
b. Pintar dalam menyampaikan berita atau kabar kebaikan.
c. Cerdas dalam menyampaikan amanah yang diberikan.
d. Mampu melaksanakan ibadah dengan benar.
4. Tablig
Tablig memiliki makna menyampaikan wahyu.
Lawan dari sifat tablig adalah kitman.
Kitman artinya menyembunyikan.
Dalam hal ini adalah menyembunyikan wahyu.
Adapun perilaku meneladani sifat tablig rasul, antara lain sebagai berikut.
a. Senang menyampaikan berita atau kabar kebaikan.
b. Tidak menyembunyikan kebaikan.
c. Suka mengajak orang lain untuk beramar ma’ruf nahi munkar.
d. Menyampaikan amanah
C. Tujuan Diutusnya Rasul
Seorang rasul diutus dengan tugas khusus, yaitu
1. Menyampaikan wahyu kepada manusia.
2. Menyampaikan pesan berupa kabar gembira dan kabar buruk.
Kabar gembira bagi siapa pun yang beriman dan beramal salih. Sedangkan kabar buruk berupa peringatan agar menghindarkan diri dari amal buruk.

Bab 6. Mari Mengaji dan Mengkaji Q.S. At-Tīn dan Hadis tentang Silaturahmi
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, kalian dapat:
1. Membaca Q.S. At-Tīn dengan tartil.
2. Mempraktikkan hukum bacaan nun sukun atau tanwin.
3. Menjelaskan pesan-pesan pokok Q.S. At-Tīn dengan baik.
4. Membuat paparan tentang pesan-pesan pokok Q.S. At-Tīn dengan baik
5. Menulis Q.S. At-Tīn dengan baik.
6. Menghafal Q.S. At-Tīn dengan lancar.
7. Membaca hadis tentang silaturahmi dengan baik.
8. Menulis hadis tentang silaturahmi dengan baik.
9. Menghafal hadis tentang silaturahmi dengan lancar.
10. Menunjukkan kebiasaan membaca Al-Qur’an dan sikap senang bersilaturahmi dan menjalin persahabatan.
Pendalaman Materi
A. Membaca Q.S At-Tin
Surat At-Tin adalah surah ke-95 dalam al-Qur'an.
Surat At-Tin terdiri atas 8 ayat.
Surat At-Tin termasuk golongan surat Makkiyah.
Surat At-Tin diturunkan setelah surat Al-Buruj.
Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama.
At-Tin artinya buah Tin.
Asbabun Nuzul atau sebab turunnya ayat surat At-Tin ;
surat at-Tin turun berkaitan dengan pertanyaan para sahabat tentang balasan amal orang yang sudah pikun. Melalui surah at-Tin, Allah Swt. menegaskan bahwa amal orang yang beriman dan beramal saleh akan senantiasa mengalir pahalanya meskipun orang tersebut mengalami pikun.
1) Lafal Q.S At-Tin
2) Mengenal Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin
a) Izhar Khalqi
Apabaila ada nun sukun (mati) atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqiyah (huruf yang keluar dari tenggorokan) yaitu: ع ,غ ,ح ,خ ,ﮬ ,ء. Cara bacanya: jelas tanpa ada dengung.
b) Ikhfa’ Hakiki
Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf berikut: ت ,ث ,د ,ذ ,ز ,س ,ش ,ص ,ض ,ط ,ظ ,ف ,ق ,ك . Cara bacanya adalah dengan 2 harokat dan disamarkan bacaan nun-nya.
c) Idgam Bigunnah
Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf م , ن ,و , ي di lain kata. Cara bacanya dimasukan sambil bedengung selama satu alif atau 2 harokat.
d) Idgam Bilagunnah
Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ل ,ر . Cara bacanya dimasukan tanpa berdengung.
e) Iqlab
Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ب cara bacanya nun sukun nya dirubah menjadi mim sukun dan berdengung selama 2 harokat beserta menyamarkan mim tersebut.
3) Mengartikan Q.S At-Tin
1. Demi (buah) tin dan (buah) zaitun,
2. demi gunung Sinai,
3. dan demi negeri (Makkah) yang aman ini,
4. sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
5. Kemudian, kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,
6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Maka, mereka akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.
7. Maka, apa alasanmu (wahai orang kafir) mendustakan hari Pembalasan setelah (adanya bukti-bukti) itu?
8. Bukankah Allah hakim yang paling adil?
B. Memahami Pesan Pokok Q.S At-Tin
1) Buah tin dan zaitun merupakan kinayah (ungkapan) tentang Damaskus (tempat diutusnya Nabi Nuh as) dan Baitul Maqdis (tempat diutusnya Nabi Isa as).
2) Bukit Sinai yaitu sebuah gunung (bukit) tempat Allah berbicara langsung kepada Nabi Musa as.
3) Yang dimaksud dengan negeri yang aman adalah Kota Mekkah. Allah bersumpah dengan tiga tempat tersebut sebagai isyarat perintah untuk mengetahui dan mempercayai turunnya wahyu Allah kepada para Ulul ‘Azmi dari kalangan Rasul
4) Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling baik diantara makhluk lainnya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Ia dapat berdiri tegak, berbicara, berilmu, mengatur lagi bijak. Hal itu disebabkan manusia dibekali dengan akal pikiran dan hati yang dapat berfungsi dengan baik. Sehingga memungkinkan bagi manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.
5) Manusia akan berubah menjadi makhluk yang hina dan rendah derajatnya di hadapan Allah apabila ia tidak bersyukur, selalu bermaksiat, dan tidak mentaati perintah Allah SWT. Tempat kembalinya adalah neraka yang menyengsarakan.
6) Manusia yang akan selamat dari kehinaan adalah orang yang beriman dengan sungguh-sungguh dan membuktikannya dengan ibadah dan amal shaleh. Mereka akan mendapatkanpahala yang tidak ada putus-putusnya, yaitu balasan surga dengan segala kenikmatannya dan kekal di dalamnya.
7) Melalui Rasulullah sebagai pembawa risalah dan uswatun hasanah, kita menjadi tahu tentang ajaran Islam. Kita tidak boleh mendustakan ajaran yang dibawa oleh beliau, karena mendustakan ajarannya berarti sama saja mendustakan Allah dan balasannya adalah neraka.
8) Allah adalah hakim yang paling adil, manusia akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang telah diusahakannya salama hidup di dunia. Jika baik amalnya maka akan dibalas dengan kebaikan pula yaitu surga dan ridho-Nya, dan jika buruk amalnya maka akan mendapat balasan yang buruk pula yaitu neraka dan murka-Nya
C. Menulis Q.S At-Tin
Menulis Al-Qur’an dimulai dari sebelah kanan ke kiri.
D. Menghafal Q.S At-Tin
Menghafal surah at-Tīn itu mudah. Ulangi hafalanmu mulai dari 1 ayat, 2 ayat dan seterusnya. Ulangi hafalanmu beberapa kali. Bacalah surah at-Tīn setiap waktu. Saat kalian salat, bacalah surah at-Tīn. Surah at-Tīn dapat dibaca setelah membaca surah al-Fātihah dalam salat.
E. Hadis Tentang Silaturahmi
Manusia adalah makhluk sosial
Makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan lainnya.
Silaturahmi artinya tali persahabatan atau persaudaraan
Manfaat silaturahmi antara lain yaitu :
1. Menjadi makhluk mulia
2. Menjaga kerukunan
3. Memperpanjang umur
4. Memperluas persaudaraan
Artinya : “dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah mempererat silaturrahmi” (Mutafaq ‘Alaih dari Abu Hurairah)
Allah Swt menjanjikan keberkahan hidup bagi hamba-Nya yang selalu menjaga tali silaturahmi dengan sesamanya
Semua umat Islam adalah saudara
Setiap orang yang menjalankan silaturahmi akan lebih banyak mengenal sahabat atau saudara yang lainnya.
Seseorang yang jarang bersilaturahmi, tentu tidak akan saling mengenal keluarga, sahabat yang lainnya,
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, kalian diharapkan mampu:
1. Meyakini kebenaran kisah Nabi Muhammad saw. dengan benar.
2. Menunjukkan sikap sabar dan percaya diri sebagai peneladanan
perjuangan Nabi Muhammad saw. dalam berdakwah dengan benar.
3. Menjelaskan proses Nabi Muhammad saw. berkhalwat dan menerima wahyu dengan benar.
4. Mengidentifikasi wahyu pertama dan kedua dengan benar.
5. Menjelaskan strategi dakwah Nabi Muhammad saw. dengan benar.
6. Mendeteksi strategi dakwah Nabi Muhammad saw. dengan benar.
7. Menjelaskan Mukjizat Nabi Muhammad saw. dengan benar.
8. Menyusun kesimpulan rangkaian peristiwa kisah Nabi Muhammad
saw. dengan benar.
9. Menceritakan kembali kisah Nabi Muhammad saw. saat menjadi
rasul dengan lengkap.
Pendalaman Materi
A. Nabi Muhammad saw. Menjadi Rasul
1) Nabi Muhammad saw. Diangkat Menjadi rasul
Sejak kecil Nabi Muhammad saw. berakhlak mulia. Awal remaja sudah giat bekerja menggembalakan kambing agar mendapatkan upah. Nabi Muhammad saw. saat remaja juga dikenal cerdas dan bijaksana. Idenya membuat semua orang senang. Terutama peletakan hajar aswad sehingga saat itu mendapat gelar al-Āmin yang artinya dapat dipercaya.
Ketika usia beliau 25 tahun, seorang saudagar kaya bernama Khadijah mendengar dan kagum atas keterampilan dan kejujuran Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. mengalami keresahan sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Keresahan beliau akan Kaum Quraisy yang melakukan pemujaan terhadap berhala. Kere sahan beliau tersebut mendorongnya untuk merenung dan berkhalwat. Berkhalwat adalah
awal proses penerimaan wahyu dari Allah Swt.
a) Berkhalwat di Gua Hira
Nabi Muhammad saw. berkhalwat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Beliau
beribadah dengan khusyuk menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan memikirkan keesaan Allah Swt.
b) Menerima Wahyu yang Pertama
Saat usia Nabi Muhammad saw. mendekati 40 tahun, beliau berdiam diri dan melakukan ibadah di Gua Hira, Malaikat Jibril datang. Sesaat kemudian menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Malaikat Jibril menyampaikan wahyu QS. al-'Alaq ayat 1-5. Wahyu tersebut merupakan tanda kerasulan Nabi Muhammad saw.
2) Nabi Muhammad saw. Menerima Wahyu yang Kedua
Setelah Malaikat Jibril as. berlalu, Nabi Muhammad saw. tampak ketakutan. Nabi Muhammad saw. juga bingung atas kejadian yang menimpanya. Nabi Muhammad saw. pulang ke rumahnya dalam keadaan jantung yang berdebar-debar. Ia meminta pada istrinya untuk menyelimuti. Tubuhnya menggigil dan penuh kekhawatiran. Setelah beberapa waktu turunlah QS. al-Muddaṡṡir ayat 1-7.
Turunnya wahyu melalui perantara Malaikat Jbril as. QS. al-Muddaṡṡir perintah kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengingatkan manusia tentang keesaan Allah Swt. Ini awal perintah Allah kepada Nabi Muhammad saw. sebagai rasul untuk berdakwah.
B. Nabi Muhammad saw. Mulai Berdakwah
1) Berdakwah Secara Sembunyi-Sembunyi
Setelah wahyu turun, Nabi Muhammad saw. mulai berdakwah. Maka Rasulullah memulai
dakwahnya kepada orang-orang terdekat secara sembunyi-sembunyi. Khadijah istri Nabi Muhammad saw. adalah orang yang pertama masuk Islam. Kemudian diikuti sahabat-
sahabatnya, Abu Bakar As-Siddiq, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Usman bin Affan dan lain-lain.
2) Berdakwah Secara Terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan diawali dengan dakwah kepada kerabatnya. Tidak ada satupun dari Bani Muthalib yang menerima ajaran Islam, kecuali Ali bin Abi Thalib.
C. Mukjizat Nabi Muhammad saw.
1) Pengertian Mukjizat
Mukjizat adalah perkara luar biasa yang dilakukan oleh Allah Swt. melalui nabi dan rasul-Nya.
2) Macam-Macam Mukjizat Nabi Muhammad saw.
a) Kitab Suci Al-Qur'an.
b) Peristiwa Isra' dan Mi'raj.
c) Membelah bulan menjadi dua bagian.
d) Dengan doa, makanan dapat menjadi banyak.
e) Menyembuhkan mata Ali dan Qatadah seperti sediakala akibat perperangan.
f) Air mengalir dari jari-jarinya.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, kalian diharapkan mampu:
1. Membiasakan salat rawātib qabliyah dan ba'diyah dengan benar.
2. Menunjukkan sikap tertib sebagai dampak membiasakan salat rawātib dengan benar.
3. Menjelaskan ketentuan dan tata cara salat rawātib dengan benar.
4. Mengidentifikasi ketentuan dan tata cara salat rawātib.
5. Menemukan hikmah salat rawātib dengan benar.
6. Mempraktikkan salat rawātib dengan benar.
Pendalaman Materi
A. Salat Rawātib
1) Pengertian Salat Rawātib
Salat rawātib adalah salat sunnah yang dilaksanakan sebelum dan sesudah salat fardu
lima waktu.
2) Ketentuan-Ketentuan Salat Rawātib
Salat rawātib tidak berbeda dengan salat fardu. Baik bacaan maupun gerakannya. Begitu pula dengan rukun dan syarat sahnya salat. Hal yang membedakan salat rawātib dengan salat fardu hanya terletak pada niatnya saja.
B. Macam-Macam Salat Rawātib
1) Rawatib Qabliyah
Rawātib Qabliyah artinya salat sunnah rawātib yang dilaksanakan sebelum melaksanakan salat fardu.
Rawātib Qabliyah yang sangat dianjurkan (muakkadah) untuk dilaksanakan adalah:
a) 2 rakaat sebelum salat subuh
b) 2 rakaat sebelum salat zuhur
Salat sunnah rawātib qabliyah yang dianjurkan (ghairu muakkadah) untuk dilaksanakan
adalah:
a) 2 rakaat sebelum salat zuhur
b) 4 rakaat sebelum salat asar
c) 2 rakaat sebelum salat magrib
d) 2 rakaat sebelum salat isya
2) Rawatib Ba’diyah
Rawātib Ba'diyah artinya salat sunnah rawātib yang dilaksa nakan sesudah melaksanakan salat fardu.
Rawātib ba'diyah yang sangat dianjurkan mengamalkannya (muakkadah) adalah:
a) 2 rakaat sesudah salat zuhur
b) 2 rakaat sesudah salat magrib
c) 2 rakaat sesudah salat isya
C. Hikmah Salat Rawātib
1) Hikmah untuk Kehidupan di Dunia
a) Pembelajaran hidup tertib
b) Pembelajaran hidup disiplin
c) Salat rawātib qabliyah memberikan pelajaran kepada kita bahwa melakukan sesuatu membutuhkan pemanasan terlebih dahulu agar dapat melakukan kegiatan utama dengan maksimal.
d) Kesehatan jasmani.
e) Membuat jiwa kita tenang dan tenteram.
2) Hikmah untuk Kehidupan di Akhirat
a) Penyempurna salat fardu.
b) Memperbanyak pahala.
c) Penggugur dosa.
d) Selamat dari api neraka.
e) Mendapatkan surga.
f) Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt.
D. Ayo Praktikan Salat Rawātib
a) Persiapan, berdiri tegak sambil menghadap kiblat
b) Takbiratul ihrom, mengucapkan lafadz “Allahhu Akbar”
c) Berdiri bersedekap membaca doa iftitah, membaca
d) fatihah dan surah pendek
e) Rukuk
f) I'tidal
g) Sujud
h) Duduk di antara dua sujud
i) Tasyahud awwal
j) Tasyahud akhir
k) Salam
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, kalian diharapkan mampu:
1. Terbiasa mengucapkan kalimah ṭayyibah subhanallah, masyaallah, insyaallah dan Allahu akbar dalam berbagai kesempatan atau situasi dengan benar.
2. Menunjukkan sikap disiplin sebagai cerminan kalimah ṭayyibah dengan benar.
3. Menjelaskan arti kalimah ṭayyibah subhanallah, masyaallah, insyaallah dan Allahu akbar dengan benar.
4. Membedakan waktu pelafazan kalimah ṭayyibah subhanallah, masyaallah, insyaallah dan Allahu akbar dengan benar.
5. Melafalkan kalimah ṭayyibah subhanallah, masyaallah, insyaallah dan Allahu akbar dengan fasih.
6. Mendemonstrasikan lafaz kalimah ṭayyibah subhanallah, masyaallah, insyaallah dan Allahu akbar dengan benar.
7. Menulis kalimah ṭayyibah subhanallah, masyaallah, insyaallah dan Allahu akbar dengan benar.
Pendalaman Materi
A. Subhānallāh
1) Pengertian Subhānallāh
Subhānallāh atau tasbih merupakan kalimah tayyibah. Arti Subhānallāh adalah Maha Suci Allah.
Subhānallāh adalah pengakuan manusia akan kesucian Allah dari segala aib. Allah Swt Maha Sempurna dan tidak memiliki kekurangan.
2) Penggunaaan Kalimah Subhānallāh
Kalimah Subhanallah diucapkan ketika seseorang takjub dan kagum akan ciptaan Allah Swt. Seperti saat seseorang menyaksikan deretan gunung dan hamparan sawah yang tertata indah. Selain itu kalimah Subhanallah juga sering digunakan untuk menunjukkan peristiwa langka dan jarang terjadi.
Contohnya ketika seseorang heran melihat ada seekor burung yang mampu berbicara. Atau ketika menyaksikan gumpalan awan yang membentuk lafaz Allah Swt.
B. Māsyāallāh
1) Pengertian Māsyāallāh
Māsyāallāh adalah kalimah ṭayyibah yang berarti atas kehendak Allah Swt. Alam semesta beserta isinya juga tercipta atas kehendak Allah Swt.
2) Penggunaaan Kalimah Māsyāallāh
Kata Māsyāallāh diucapkan ketika takjub dan kagum akan karya dan usaha seseorang. Kata masyaallah juga diucapkan saat kita takjub akan prestasi seseorang.
C. Insyāallāh
1) Pengertian Insyāallāh
Insyaallah mengandung arti jika dikehendaki Allah. Kata insyaallah memiliki keterkaitan antara keinginan seseorang dengan kehendak Allah. Artinya kita harus meyakini bahwa kehendak Allah Swt. terkait dengan kegiatan kita di masa yang akan datang.
2) Penggunaaan Kalimah Insyāallāh
Kata insyaallah sangat penting diucapkan saat menyampaikan janji atau rencana di masa yang akan datang. Misalnya, ketika seseorang mengundang kita
untuk hadir dalam acara. Maka kita ucapkan insyaallah.
D. Allahu Akbar
1) Pengertian Allahu Akbar
Allahu akbar artinya Allah Maha Besar. Kebesaran dan keagungan Allah tiada terbatas.
2) Penggunaaan Kalimah Allahu Akbar
Kalimah takbir digunakan saat melihat tanda-tanda kebesaran Allah. Tatkala kita takjub dan kagum akan ciptaan Allah maka ucapkan Allahu akbar. Allahu akbar juga sering diucapkan untuk memberi semangat diri agar tenang menghadapi ujian.
E. Menulis Kalimah Ṭayyibah Subhanallah, Masyaallah, Insyaallah,
dan Allahu Akbar
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, kalian diharapkan mampu:
1. Meyakini kebenaran adanya kitab-kitab Allah dengan benar.
2. Menunjukkan sikap gotong royong dan saling menghargai sebagai implementasi pemahaman iman kepada kitab-kitab Allah Swt. dengan baik.
3. Menjelaskan iman kepada kitab-kitab Allah Swt. dengan benar.
4. Mengidentifikasi iman kepada kitab-kitab Allah Swt. dengan benar.
5. Menyimpulkan iman kepada kitab-kitab Allah Swt. dengan benar.
6. Membuat gambar pohon iman kepada kitab-kitab Allah Swt. dengan benar.
Pendalaman Materi
A. Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.
Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. berarti mempercayai bahwa Allah Swt. menurunkan kitab kepada para Nabi-Nya sebagai pedoman hidup umat dari Nabi tersebut.
Kitab-kitab itu berisi perintah, larangan, janji, dan ancaman Allah Swt.
Empat kitab tersebut yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an.
Di samping kitab-kitab tersebut, sebenarnya wahyu Allah Swt. juga ada yang berupa shahifah-shahifah (Lembaran yang bertuliskan firman Allah Swt.) yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya.
B. Kitab-Kitab Allah Swt. yang Wajib Diimani
1. Taurat
Taurat adalah kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. sebagai pedoman
hidup Nabi Musa a.s. beserta umatnya. Kitab Taurat berisi hukum-hukum syari'at dan aqidah yang berlaku saat itu.
2. Zabur
Zabur adalah kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Dawud a.s. sebagai pedoman hidup Nabi Dawud a.s. beserta umatnya. Kitab Zabur berisi peringatan, nasihat, dan beberapa hikmah.
3. Injil
Injil adalah kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. sebagai pedoman hidup Nabi Isa a.s. dan umatnya. Kitab Injil berisi penjelasan kebenaran, ajakan tauhid, menghapus sebagian ajaran di Kitab Taurat, dan kabar gembira akan datangnya nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw.
4. Al-Quran
Al-Qur'an adalah kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. sebagai pedoman hidup umat Islam. Al-Qur'an merupakan kitab terakhir yang diturunkan Allah Swt. untuk menghapus kitab-kitab terdahulu beserta ajarannya.
C. Dalil Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.
1. Dalil Quran
Q.S An-Nisa : 136
"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Nabi Muhammad), Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh".
Q.S Ali Imran : 3
"Dia menurunkan kepadamu (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) dengan hak, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, serta telah menurunkan Taurat dan Injil".
2. Dalil Hadis
“Malaikat Jibril berkata, “Ceritakan kepadaku tentang iman!” Nabi Muhammad saw. menjawab, “Iman adalah kamu percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan percaya akan taqdir baik dan buruk.” (HR. Muslim).
D. Cara Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.
1. Cara Beriman Kepada Kitab-Kitab Sebelum Al-Qur'an
a. Kita harus yakin bahwa Allah Swt. menurunkan kitab suci kepada para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw.
b. Kita meyakini bahwa Taurat, Zabur, dan Injil adalah benar-benar wahyu Allah Swt.
c. Kita meyakini bahwa kitab-kitab tersebut berisi ajaran yang menjadi pedoman hidup umat para nabi tersebut.
2. Cara Beriman Kepada Kitab Suci Al-Qur'an
a. Kita meyakini kebenaran isi Al-Qur'an tanpa ada keraguan sedikitpun.
b. Kita meyakini isi Al-Qur'an berlaku sampai akhir zaman.
c. Kita harus membaca, mempela jari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Qur'an.
E. Ciri-ciri Orang yang Beriman Kepada Kitab-kitab Allah Swt
a. Hidupnya terarah menuju kebaikan.
b. Menghargai orang lain dan pemeluk agama yang berbeda.
c. Senang bergotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
F. Manfaat Orang yang Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.
a. Memperkuat keimanan kepada Allah Swt.
b. Memiliki petunjuk mana yang benar (haq) dan mana yang salah (bathil).
c. Memilki pedoman agar tidak mudah berselisih.
G. Akibat Tidak Menghayati Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.
a. Tersesat jalan hidupnya karena tidak akan berpedoman kepada kitab sucinya.
b. Dianggap orang yang tidak beriman.
c. Tidak akan memiliki pengetahuan yang luas tentang hakikat kehidupan.